Berterimakasihlah Pada Orang-orang Yang Sudah Menyakiti Anda

Halo Semua pembaca blog ataupun yang baru mampir.. Pakabarnya? Wah, senang sekali saya akhir-akhir ini, blog antonhuang.com ini, blog sharing motivasi dan inspirasi bisnis, cerita motivasi, kata-kata mutiara, kata bijak,cerita bijak, cerita hikmah, kata motivasi dan cerita seru, xxx files, ini meningkat kunjungannya. Jumlah visit perhari ke webblog ini tembus di atas 200 visits per hari. Yah, ini kegembiraan buat saya, karena goalsetting saya untuk jumlah visit tembus > 200 per hari, selama beberapa bulan kemarin berkisar 100an visits. Ini semua berkat para pembaca, terima kasih saya ucapkan. Mungkin bagi banyak orang yang webnya rame, ada yang bahkan sampe ribuan visits per hari, visits saya yang 200an per hari ini masih kecil, saya berterimakasih pada web yang rame itu, karena jadi motivasi buat saya untuk selalu meningkatkan jumlah visits dengan meningkatkan mutu isi webblog ini (Maklum, saya gaptek soal internet dan pemrograman web, hehe… jadi kurang mengerti tentang SEO web, saya belajar autodidak aja.., sambil nyontek kanan kiri dengan blog-blog yang tingkat kunjungannya rame yang mau membagikan ilmu-ilmunya pada saya. Ehmmm… kalo soal belajar, ada banyak tempat belajar, belajar apapun itu. Ada banyak orang tempat kita bisa belajar. Kita bukan cuma bisa belajar dari seorang professor, kita pun bahkan bisa belajar pada orang-orang yang sudah menyusahkan kita, pada orang-orang yang sudah menyakiti kita. Saya sendiri (anton huang…) mendapatkan pelajaran tentang properti ketika berurusan dengan seseorang yang rasanya waktu itu sakit menyebalkan, menyakitkan saya. Sebuah pelajaran berharga tentang jual beli properti saya dapatkan dari orang ini. Nah, ini ada catatan harian seorang tokoh sukses yang bernama Gede Prama (bukan saya loh, masih jauh dari sukses….). Catatan Harian Gede Prama ini mengingatkan lagi bahwa kita bisa belajar banyak justru pada orang-orang yang mungkin terasa menyakitkan, tidak enak bagi anda.

Sewaktu mahasiswa saya pernah membaca sebuah buku berjudul Pedogogy for the Oppress (Pendidikan bagi Kaum Tertindas) yang ditulis oleh Paulo Freire, peneliti Amerika Latin. Salah satu kalimat yang masih saya ingat sampai sekarang berbunyi, “Setiap orang pada dasarnya adalah guru, dan setiap tempat adalah sekolah.”

Tentu saja saya tidak setuju dengan kata-kata itu. Bagaimana tidak, saya mempunyai kriteria yang cukup tinggi mengenai seseorang yang pantas disebut guru. Seorang guru haruslah bisa digugu dan ditiru. Ia haruslah menjadi role model. Selain itu ia juga harus memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan saya sendiri, paling tidak ia menguasai sesuatu yang tidak saya kuasai.

Namun itu pendapat saya dahulu. Belakangan saya harus merevisi kembali pandangan itu. Pengalaman hidup justru mengajarkan pada saya bahwa pendapat Freire benar adanya. Saya belajar bukan hanya dari orang-orang yang saya hormati, melainkan justru dari orang-orang yang menyusahkan. Bahkan, pelajaran yang saya terima dari orang-orang yang menyusahkan jauh lebih powerful karena merasuk jauh kedalam pikiran dan sanubari saya.

Bilamana orang-orang baik memberikan pelajaran melalui pengalaman yang menyenangkan, maka orang-orang yang menyusahkan justru memberikan pengalaman yang pahit dan getir, sebuah pelajaran yang tak akan terlupakan sepanjang hidup kita.

Belakangan saya membaca sebuah buku yang menarik berjudul Thank You for Being Such A Pain karya Mark I Rosen. Buku ini makin memperkuat pendapat saya mengenai betapa pentingnya peranan yang dimainkan oleh orang-orang yang menyusahkan dalam hidup kita.

Pengalaman yang menyenangkan lebih mudah kita kupakan, karena hal itu tidak masuk terlalu dalam ke dalam memori kita atau bahkan kita menganggap sepele (taken for granted). Kalau bawahan melayani kita dengan sepenuh hati, kita mungkin berpikir bahwa itu sudah merupakan tugasnya. Kalau atasan kita ramah, baik hati dan mau mengerti, kita mungkin berpikir bahwa memang seperti itulah yang harus dilakukan seorang atasan. Kalau rekan kerja kita kooperatif, kita mungkin beragumentasi bahwa memang kewajiban setiap orang adalah saling membantu. Kalau pasangan hidup kita penuh perhatian, mungkin kita akan berpikir bahwa ini sudah merupakan hak kita. Bahwa kita memang berhak menerima perlakuan itu.

Kalau begitu, pelajaran apakah yang dapat kita ambil dari orang-orang yang menyenangkan tersebut ? Mungkin ada, tetapi pasti tidak akan semendalam pelajaran dari pengalaman yang menyakitkan. Misalkan saja, ada seseorang yang menghina Anda, mengeluarkan kata-kata yang menyakiti Anda. Mudahkan Anda melupakannya ? Kemungkinan tidak. Biasanya kita malah memikirkan bagimana membalas sakit hati kita. Namun justru disinilah manfaat yang diberikan orang-orang ini. Mereka sebenarnya telah memberikan experential learning yang tidak akan mungkin kita lupakan, yaitu mengenai betapa sakit rasanya diperlakukan seperti itu.

Rasa sakit yang luar biasa ini sangat kita perlukan untuk membantu kita memahami perasaan yang akan dirasakan orang lain bila kita melakukan tindakan yang sama. Memahami lebih dari sekedar mengetahui. Kalau Anda mengetahui sesuatu, Anda belum paham karena Anda baru masuk ke ‘teorinya’, tapi kalau Anda sudah merasakannya, Anda akan memahami. Anda bahkan akan masuk ke alam kesadaran.

Saya pernah mempunyai atasan yang senang memaki-maki dan merendahkan harga diri orang lain. Namun, ia sangat berjasa kepada saya karena memberikan pelajaran mengenai betapa sakitnya diperlakukan demikian. Saya kemudian berjanji kepada diri sendiri untuk tidak akan pernah menyakiti dan merendahkan harga diri orang lain dalam situasi apa pun. Saya benar-benar sadar bahwa setiap orang ingin dianggap penting dan diperlakukan dengan penuh hormat.

Seorang teman yang suka menjelek-jelekkan saya di belakang juga telah menjadi guru besar saya. Ia telah menyadarkan saya akan pentingnya bersikap loyal terhadap orang yang tidak hadir (loyal to the absent). Tentu saja, saya sudah pernah mempelajari buruknya menggosipkan orang lain dari buku-buku, kitab suci ataupun beberapa pelatihan perilaku, tetapi pelajaran yang paling merasuk jiwa saya justru saya dapatkan dari kawan saya itu. Rasa sakit yang saya alami justru membuat saya ‘bersumpah’ untuk tidak akan pernah melakukan perilaku yang sama.

Karena itu alih-alih membenci orang ini, kita seharusnya malah berterimakasih kepada mereka. Berterima kasih disini bukan dalam pengertian sinisme. Melainkan berterima kasih secara tulus dan dari lubuk hati kita yang paling dalam. Bukankah hanya orang-orang ini yang berani mengambil resiko untuk menjadi orang yang tidak disukai ? Bukankah mereka telah mengajarkan kepada kita untuk menjadi jauh lebih baik dari hari ke hari ? Bukankah dengan pengalaman pahit yang mereka berikan, kita dapat tumbuh secara spiritual ? Bahkan dalam konteks yang lebih luas, orang-orang itu sebenarnya telah diutus oleh Tuhan untuk berjumpa dengan kita di dunia ini, dan mengajarkan sesuatu yang tak dapat diajarkan oleh kawan-kawan dan sahabat-sahabat kita yang lain.

Jadi, Sekarang ini, jumpai atau hubungi orang-orang yang sudah menyakitkan hati anda, dan berjabatan tangan dan ucapkan terima kasih yang tulus pada mereka, karena berkat mereka, anda mendapatkan suatu pelajaran yang paling berharga.

Hal ini sering membantu saya pribadi (anton huang). Saya merasa sangat termotivasi justru ketika saya mendapatkan ejekan-ejekan. Jadi beruntunglah anda yang pernah merasa terhina, diejek, anda ambil energinya dan pelajarannya, sehingga anda bisa sukses besar nantinya.

menyakiti hati orang lain (150), menyakiti orang lain (38), hukum menyakiti hati orang (33), hukum menyakiti hati orang lain (31), kata-kata motivasi untuk orang sakit (29), motivasi untuk orang sakit (28), motivasi orang sakit (27), kata motivasi untuk orang sakit (23), kata-kata untuk orang sakit (19), CARA MENYAKITI HATI (19), kata kata motivasi untuk orang sakit (16), kata-kata untuk orang yg telah menyakiti kita (15), kata kata orang sakit (13)

11 thoughts on “Berterimakasihlah Pada Orang-orang Yang Sudah Menyakiti Anda”

  1. malam juga boss joko yang masih muda. thx dah mampir dan mencantumkan link ke blog saya di blog boss joko. sy salut, msh muda sekali, sudah punya wawasan besar.

  2. Apa yang tidak ingin orang lakukan terhadap kita,jangan lakukan itu pada orang lain.
    Apa yang sudah orang lakukan terhadap kita,jika itu ternyata baik,lakukanlah kepada orang lain juga.

  3. Malam pak Anton. Luar biasa artikelnya. Ternyata selama ini saya banyak mendapat pelajaran dari orang2 yang menyakiti saya, setelah membaca artikel ini saya menyadari bahwa sebenarnya kita dibuat menjadi lbh baik. Sukses selalu untuk anda

  4. Mengalahkan peperangan dalam pikiran….sebelum orang bertidak harus berfikir dulu, nah kemana pikiran kita dibawa.
    Artikel yg buagus….Sukses slalu

  5. Baru kali ini sy kunjungin blog Bapak, ya sebuah artikel yg bgs, dimana sy juga pernah diperlakukan sangat-sangat menyakitkan yg tak kan pernah sy lupakan, dihina, diejek ….mngkin sy org tak punya ya …hehehehe tapi gpp prinsip sy ya “KALAH UNTUK MENANG”….

    Salam sukses….

  6. wat mantand”qhue,,salam PISS ajja dech.Biar cpet kelar.Dan thank you wat rasa sakit yang klian kasih wat qhue.Vhia_
    trima ksh wat mntan” w yg tlh mnykti hti neh,,,

  7. benar juga apa yang anda pernah rasakan itu sehingga membuat saya bisa sadar dan memahami kekurangan diri sendiri……………..
    terimah kasih bro ….atas masukannnya…..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *