Pelajaran Berharga dari Bocah Penjaja Koran (2)

Beberapa hari lalu, ketika pagi-pagi saya lagi pergi ke atm di seberang rumah saya, kebetulan rumah saya berseberangan dengan sebuah hotel dengan pusat atmnya. Ketika keluar atm, saya dipanggil sebuah suara. “Pak, Korannya pak,”ucap sebuah suara. Saya menoleh ke belakang, nampak sesosok tubuh kecil, seorang bocah dengan bawaan korannya ditentengnya. Saya berhenti sejenak. Saya melihat ke arah tumpukan koran yang dibawa anak itu, ada beberapa koran daerah Sumatera Selatan. aha,…ada satu tabloid handphone. Akhirnya saya ambil tabloid ini. Tabloid daerah sumsel gak saya ambil, karena terakhir ini saya bacanya online. Setelah itu, saya membayar bocah tadi, dengan uang Rp.50ribuan. Karena masih pagi, dan melihat tumpukan koran yang dibawanya, tiba-tiba timbul ide dalam pikiran saya.

Saya menanyakan sesuatu pada bocah penjaja koran itu : “Sudah sarapan belum dik?”

Bocah itu menjawab :”Belum, Pak”

Saya : “Mau makan roti bakery gak? Ni uang kamu belikan roti bakery beberapa buat kamu, dan uangnya untuk tabloid kamu, terus sisanya kamu kembalikan lagi ke saya. gimana? mau beli roti bakery?”

Saya bertanya pada bocah itu, sambil menunjuk toko bakery yang berada gak jauh dari tempat kita. Bocah itupun masuk ke dalam bakery. Saya melihat dari kejauhan. Cuma saya melihat, bocah itu nampaknya gugup juga masuk ke dalam bakery. Pelayan pun agak sedikit ragu. Akhirnya Saya pun masuk ke dalam bakery, saya temani bocah tadi untuk belanja bakery, memilih bakery yang dia inginkan.

Ah… Pagi yang indah. bertemu dengan seorang bocah penjaja koran yang pagi-pagi sudah rajin kerja. Tanpa kenal lelah, dengan keberanian, semangat yang tinggi.

One thought on “Pelajaran Berharga dari Bocah Penjaja Koran (2)”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *