Pengalaman ini saya alami sejak saya masih duduk di bangku SMP.Setiap pagi seperti biasa ayah bangunkan saya pagi-pagi sekali,ayah memang mengajarkan saya untuk bangun pagi sejak kecil agar saya disiplin katanya.Kalau saya bangun siang,ayah bisa marahin saya dengan omelan.
Ayah dan ibuku adalah seorang pedagang kecil-kecilan di pasar,dengan dagangan seadanya.Kalau musim manha jualan mangga,ada jagung jualan jagung,kadang pisang,Kadang juga kacang dan yang lainnya,tapi mostly buah-buahan.Karena harus mempersiapkan dagangan untuk dibawa ke pasar orang tuaku pagi-pagi sekali sudah sibuk sedangkan saya mempersiapkan untuk berangkat sekolah.Ibuku jarang mempersiapkan sarapan untukku,ibu malah menyuruhku membeli sarapan sendiri malah kadang hampir telat ke sekolah gara-gara antrean beli sarapan dengan saingan ibu-ibu.Secara waktu itu di kampungku yang jual sarapan masih sedikit.Selesai sarapan saya ke sekolah naik sepeda dengan jarak tempuh kira-kira 30 menit dari rumah,sampai di sekolah mengikuti pelajaran seperti biasa.Pulang sekolah teman-temanku mengajak main tapi aku menolak ajakan mereka,pulang sekolah rencanaku mencuci baju.Capek mengayuh sepeda aku istirahat sejenak buat mengusir lelah.Aku melanjutkan dengan mencuci
pakaianku,setelah usai perut rasanya lapar kembali tak ada makanan lagi untuk makan siang,ibuku hanya meninggalkan uang untukku buat beli makan.Biasanya ibuku pulang dari pasar pergi lagi untuk mencari dagangan buat besok.Tiap hari kegiatanku begitu kadang aku bosan dan mencoba masak sendiri akhirnya aku bisa masak.Sejak itu aku merasa kurang perhatian,ngiri sekali dengan teman-teman yang lain yang makan tinggal makan,tidak perlu cuci baju dan tidak kekurangan perhatian.Padahal aku anak terakhir yang katanya sayangnya lebih dari yang lain….. Continue reading Sebuah Cerita Pengalaman Pribadi dari Tiny Sari : Aku tidak diperhatikan oleh Ibuku,..padahal..