Strategi Unggul Bersaing by Handi Chandra

Berikut saya postingkan sebuah artikel dari teman saya, pak Handi Chandra, salah satu owner dari PT.Maxikom, penerbit buku-buku berkualitas. Artikel tentang Strategi Unggul Bersaing. Bagaimana cara bersaing di tengah ketatnya persaingan kompetitor sekarang ini.

Unggul bersaing adalah sesuatu yang selalu diinginkan oleh setiap perusahaan. Produk yang diluncurkan setiap perusahaan harus dapat diterima pasar. Semakin hari kondisi pasar semakin rumit dan kompleks. Konsumen dijejali oleh ribuan produk yang sama, konsumen dijejali oleh ribuan iklan yang mencoba merayunya. Konsumen semakin bingung untuk menentukan pilihan, tentu hal ini akan membuat persaingan semakin ketat, kalau boleh disebut sebagai persaingan hiper (hiperkompetitif).

Kondisi ini tidak menguntungkan bagi produsen yang masuk belakangan. Produk yang ditawarkan tentu akan semakin tidak dilirik karena banyaknya tawaran produk yang ada. Konsumen mempunyai banyak pilihan akan tidak memperhatikan produk yang biasa-biasa saja atau produk yang mencoba menjadi pengekor (produk me too [saya juga]).

Konsumen akan tetap menggunakan produk yang biasa dia gunakan, umumnya konsumen takut atau tidak suka menggunakan produk baru. Apabila seorang konsumen memutuskan menggunakan sebuah produk baru maka ia akan menghadapi resiko, yaitu produk tersebut bermanfaat dan cocok dengan dia atau tidak. Umumnya kebanyakan konsumen tidak berani mengambil resiko, tidak mau repot dengan perubahan produk dan sudah nyaman dengan yang ada, atau tidak memiliki waktu untuk mencoba yang baru. Lebih suka ia menunggu orang lain mencoba terlebih dahulu, biasanya teman atau keluarganya, dan merekomendasi produk tersebut setelah mereka merasa nyaman dengan produk baru tersebut.

Dipasar yang sudah crowded (sesak) ini bagaimana Anda dapat unggul bersaing. Ini adalah tugas yang amat berat. Apabila Anda pemimpin pasar maka tugas Anda adalah mempertahankan pasar, tetapi apabila Anda adalah pendatang baru maka tugas Anda adalah menggeser pemimpin pasar. Menggeser pemimpin pasar bukan perkara mudah.

Strategi unggul bersaing menurut Michael E. Porter ada dua, yaitu diferensiasi atau keunggulan biaya.
Continue reading Strategi Unggul Bersaing by Handi Chandra

Ayahku Lelaki Bayaran

Jangan berpikiran negatif, baca saja dulu. 🙂

Ini adalah kisah Dina.

Dina adalah seorang anak berumur 7 tahun. Ibunya sudah meninggal 2 tahun lalu dan ia sekarang hidup bersama ayahnya. Ayahnya adalah pengusaha sukses yang mapan. Dina pun disekolahkan di sekolah internasional yang mahal dan berkualitas. Namun, Dina jarang sekali bisa bertemu ayahnya karena ayahnya pulang kerja di atas jam 9 disaat Dina sudah tertidur dan pergi sebelum Dina terbangun.

Suatu hari Dina terlihat sangat senang sekali. Hal ini karena malam itu ini merencanakan untuk tidur lebih larut karena esok harinya kebetulan hari libur.

Ia menghabiskan malamnya dengan menonton film kartun kesukaannya sambil menanti ayahnya pulang. Rupanya malam itu ayahnya sedikit terlambat karena urusan di kantor. Namun saking rindunya Dina kepada ayahnya, iya memaksa untung tetap terjaga walaupun matanya sudah memerah karena terkantuk.

Akhirnya ayahnya pun pulang. Dengan gembiranya Dina berlari menghampiri ayahnya sambil memeluknya….

“Papa, Dina kangen banget deh sama Papa….!”
“Iya, Papa juga kok Dina. Tapi ini sudah malam.. Papa capek. Dan kamu juga seharusnya sudah tidur, ini kan sudah jam 11 malam.”
“Tapi Dina mau ngobrol-ngobrol dulu dengan papa…” jawab Dina dengan manja.
“ya sudah. Kamu mau ngobrolin apa sama papa?”
“Begini, Pa. Gaji papa sebulannya berapa sih…?”
Dengan sedikit bingung dan malas papanya menjawab, “buat apa kamu tanya hal seperti itu? itu bukan urusan anak kecil.”
“Ah…Papa.. DIna kan mau tau… Berapa sih Pa…??”
“Sudah ah..papa ga mau membahasnya…”
Sambil terus merengek Dina terus bertanya kepada ayahnya. Namun, ayahnya tetap tidak menjawab. Ia pun mengubah pertanyyaannya, “kalau begitu begini. Bos papa, bayar papa berapa perjamnya?”
“hemm…Rp 40.000,00 dan sehari ada 8 jam,” jawab ayahnya yang akhirnya terpancing juga….

Continue reading Ayahku Lelaki Bayaran

David Beckham yang “gila”

Semua pasti tau David Beckham? Siapa yang tidak kenal David Beckham? Saya kemarin pas di Lampung, pas di rumah makan, pas masuk, pas liat2, ternyata ada jual buku di rumah makan ini. Antik juga, di Palembang, blum ada rumah makan yang jual buku. Ini satu ide bagus juga sebetulnya. Rumah makan yang menjual buku. Atau toko buku yang juga menjual makanan. haha… Di rumah makan itu, saya membeli buku tipis tentang “David Beckham si Mesin Uang”. Saya tertarik melihat bagian belakang buku ini yang bilang bahwa David Beckham pernah membelikan hadiah ulang tahun buat istri tercintanya, Silvia, sebuah kalung liontin seharga 148 Milyar Rupiah!!!!

Gila!! itulah yang saya rasakan ketika membaca tulisan itu. 148 Milyar!! kalo dibelikan ruko,bisa dapat minimal 140an ruko. haha… Ini kado ulang tahun!! 148 Milyar, bisa buat bangun Mall, haha…Seorang David Beckham bisa berbuat seperti itu, menghadiahkan kado ulang tahun… Di buku itu, diutarakan penghasilan David sebesar 5 triliun/tahun rupiah dari kontrak bola dan iklan2 lainnya. Luar Biasa Gila!
Continue reading David Beckham yang “gila”

Sandwich yang Mantap!!

Kalo ngomong soal makanan, banyak makanan2 enak. Ada pizza, ada spaghetti, ada pempek palembang (hehe…ni makanan khas palembang, yang terkenal dari palembang, yah salah satunya ini), ada beefsteak, bakso, mie ayam.. Nah, yang pengen saya sharingkan di sini adalah Sandwich. Yah, betapa enak dan lezat sandwich, dan juga bermanfaat sekali. Wah, kok sy jadi ngomong kuliner ya, padahal kan blog ini bukan termasuk kategori blog kuliner, blog yang berisikan sharing inspirasi bisnis, motivasi bisnis, motivasi sales, cerita hikmah kehidupan, dan lain lain lah.. Kok malam ini cerita tentang sandwich??? Ada ada dengan Sandwich??
Continue reading Sandwich yang Mantap!!

BEKERJA UNTUK BELAJAR

Barusan saya berbincang dengan teman saya tentang mana yang lebih dulu bekerja apa belajar? Menurut saya kedua-duanya bisa merupakan awal. Paradigma yang biasa di masyarakat adalah kita harus menuntut ilmu setinggi-tingginya untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. Maka tak heran kalau orang tua selalu berusaha untuk menyekolahkan anaknya sampai jenjang tertinggi, misalnya S1 atau S2 atau minimal SMA.

Dengan menuntut ilmu di perguruan tinggi, diharapkan kita akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Tapi kenyataannya kita dapat lihat banyak pengangguran, walaupun sudah bergelar sarjana. Sedangkan beberapa orang walaupun tidak tamat SD bisa sukses dalam bisnisnya. Saya bisa ambil contoh pak Bob Sadino, pak Andri Wongso dll. Kenapa bisa demikian? Menurut saya, semakin tinggi kita menempuh ilmu maka semakin tinggi standar pekerjaan yang kita inginkan. Tentunya lulusan S2 tidak mau bekerja sebagai kuli atau bawahan kan. Hal inilah yang membelenggu mereka sehingga mereka selalu mengharapkan pekerjaan yang sesuai dengan titel mereka. Tapi tentunya tidak banyak lowongan pekerjaan untuk level atas. Apa yang lebih dibutuhkan oleh perusahaan? Tentunya pengalaman akan berjalan lurus dengan keterampilan anda. Dan kebanyakan pekerja adalah fresh graduate, yang belum cukup pengalaman.Jadi apa kuncinya disini? Iya pengalaman, dalam hal ini saya dapatkan katakan bahwa anda bekerja untuk belajar. Bekerja untuk mendapatkan pengalaman dan belajar untuk memecahkan masalah. Dan yang menjadi kebiasaan bagi karyawan atau pekerja adalah mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka. Mereka berusaha lebih keras untuk menyelesaikan pekerjaan di kantor. Sehingga mereka lupa bahwa mereka perlu waktu untuk belajar, mengembangkan keterampilan mereka, belajar hal-hal yang baru, dan tidak terjebak dalam rutinitas kerja. Banyak orang yang terjebak dalam rutinitas kerja menjadi stress. Karena ia tidak dapat meluangkan sedikit waktu untuk diri sendiri maupun untuk keluarga.

Berkenaan dengan hal ini, maka saya menyarankan untuk memulai sesuatu dari hal yang kecil kemudian ke hal yang besar. Usahakan anda selalu dalam proses pembelajaran. Luangkan waktu anda untuk mempelajari sesuatu yang baru. Tidak harus sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan anda saat ini. Karena apa yang anda pelajari saat ini mungkin akan menjadi masa depan anda.

Saya sendiri drop out dari universitas, akhirnya segala pekerjaan pernah saya lakukan dari menjaga warnet,jaga rental VCD,kerja dipedalaman kalimantan,menjadi instruktur fitness,kepala gudang distributor  dan akhirnya sekarang saya masih menjadi kepala akuntan diperusahaan exp-imp, membuka frenchise salon disebuah mall dan membangun bisnis On Line Store. Saya tidak menyesal keluar dari kampus ataupun melakukan pekerjaan kecil tapi saya bersyukur karena begitu banyak pengalaman dan orang-orang yang saya kenal dan tentunya saya banyak belajar dari apa yang pernah saya kerjakan.

Semoga bermanfaat….SALAM SUKSES

MEMBERI LEBIH UNTUK HASIL LEBIH

Memberi lebih banyak kepada orang berarti anda telah menuju kesuksesan finansial.
Sebagai contoh sebuah perusahaan mempekerjakan banyak karyawan (memberi lowongan pekerjaan) dan menghasilkan banyak produk untuk masyarakat dan perusahaan itu mendapatkan keuntungan yang besar, berbanding terbalik dengan seorang karyawan, tidak memberikan kontribusi apapun tetapi mengharapkan mendapat lebih (seperti kenaikan gaji).
Anda ingin kaya? mulailah memberi kepada orang-orang,walaupun kecil pasti akan bertumbuh,berusahalah untuk menunda memperkaya diri (seperti beli mobil mewah/rmh/tv besar) tetapi dari keuntungan anda,bangunlah usaha (aset) anda supaya lebih besar,anda mau yg mana? memberi atau mengharapkan?
Orang terkaya di dunia tidak ada yang berasal dari seorang karyawan,walaupun seorang CEO sekalipun,semua berasal dari pebisnis.
THINK ABOUT IT

Bikin Hidup Lebih Hidup